Penyebab Fatigue
- Jam kerja yang panjang atau shift kerja
bergilir.
- Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk.
- Beban kerja berlebihan.
- Lingkungan kerja yang monoton atau tidak
menantang.
- Faktor psikologis, seperti stres dan tekanan
kerja.
- Kondisi fisik atau kesehatan yang kurang
baik.
Mengelola kelelahan (FATIGUE) di proyek seismik yang tidak memiliki libur dan sering lembur memerlukan strategi khusus agar produktivitas tetap optimal dan risiko kecelakaan dapat diminimalkan. Salah satu langkah penting adalah pengaturan jam kerja yang fleksibel.
Durasi lembur perlu dibatasi agar
tidak berlebihan, misalnya maksimal 2–3 jam per hari. Selain itu, penerapan
sistem shift yang bergilir dapat membantu pekerja mendapatkan waktu istirahat
yang cukup. Diperlukan juga pemberian micro break selama 10–15 menit setiap 2–3
jam kerja untuk memulihkan energi.
2. Manajemen Beban Kerja
Manajemen beban kerja menjadi
aspek penting lainnya. Tugas harus didistribusikan secara adil agar tidak
terjadi penumpukan pekerjaan pada satu tim. Rotasi tugas juga diperlukan agar
pekerja tidak terus-menerus melakukan pekerjaan yang monoton atau berat.
Optimalisasi waktu istirahat dapat dilakukan dengan menyediakan ruang istirahat
yang nyaman dan dilengkapi fasilitas penunjang relaksasi. Selain itu, pemberian
waktu tidur siang singkat atau power nap selama 20–30 menit dapat membantu
pekerja memulihkan energi.
3. Pemantauan Kondisi Pekerja
Pemantauan kondisi pekerja secara
rutin juga penting. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat mendeteksi tanda-tanda
kelelahan sejak dini. Pekerja juga dapat menggunakan self-assessment fatigue
checklist sebelum memulai pekerjaan untuk mengevaluasi kondisi fisik mereka.
Edukasi dan peningkatan kesadaran mengenai bahaya kelelahan harus terus
dilakukan. Pekerja perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda kelelahan dan
pentingnya melapor kepada atasan.
4. Penerapan Stop Work Authority (SWA)
Penerapan Stop Work Authority
(SWA) menjadi salah satu solusi efektif. Pekerja harus diberikan kewenangan
untuk menghentikan pekerjaan jika merasa lelah atau tidak fit, dan manajemen
harus mendukung penuh pelaksanaan SWA ini.
Penyediaan asupan nutrisi dan
hidrasi yang cukup juga penting. Makanan bergizi dan cairan yang memadai harus
selalu tersedia untuk menjaga stamina pekerja. Konsumsi kafein yang berlebihan
sebaiknya dikurangi karena dapat mengganggu pola tidur.
6. Pengelolaan Lingkungan Kerja
Pengelolaan lingkungan kerja juga
perlu diperhatikan. Area kerja harus memiliki pencahayaan yang cukup dan
ventilasi yang baik. Kebisingan atau gangguan yang dapat memperburuk kelelahan
harus diminimalkan. Di sisi lain, dukungan psikologis dan sosial juga sangat
dibutuhkan. Akses ke layanan konseling atau sesi relaksasi dapat membantu
pekerja mengelola stres. Selain itu, komunikasi yang terbuka antara pekerja dan
manajemen terkait kelelahan harus terus dibangun.
Dengan menerapkan
strategi-strategi tersebut, kelelahan di proyek seismik yang padat dapat
diminimalkan dan keselamatan kerja tetap terjaga.


0 Komentar